Denting jam dinding bunyi satu kali, ini menandakan bahwa hari sudah larut malam. Tapi entah mengapa, mata ini masih sulit tuk terpejam. Di keheningan malam yang terasa bercampur baur dengan rasa dingin, tiba-tiba teringat akan Videos Posted by Imank Pasha- THE AMAZING.....kemudian teringat pula akan pemikiran seorang pakar pendidikan dan juga mantan Mentri Pendidikan kita, yaitu Prof. DR. Bambang Sudibyo, ....."karya seni seseorang tidak akan dapat terwujud tanpa adanya kreatifitas"....sungguh inspiratif sekali.... Akhirnya tanpa terasa jari tangan ini mulai menggerakan huruf-huruf pada keyboard computer saya ini, dan jadilah sebuah artikel baru tentang judul tersebut di atas. Selamat menyimak, semoga ada hal-hal yang menjadi inspirasi buat sahabat pengunjung seperti apa yang sudah saya rasakan. Atau apabila sahabat sudah merasakannya....paling tidak dapat mengingatkan kembali akan pentingnya inspirasi ini....eittt....!! ada yang lupa.....jika saudara ingin mendapatkan makna dari isi tulisan ini, saya sarankan untuk membaca dari awal sampai akhir.....okey...? sok der ah...!!
Sikap mental atau cara pandang seseorang atau suatu masyarakat ataupun bangsa dalam menghadapi berbagai persoalan hidup tentu saja sangat beragam. Keragamaan itu, disamping dipengaruhi oleh faktor-faktor ‘bakat’, juga sangat mungkin dipengaruhi oleh faktor ‘ajar’. Ungkapan seperti ini yang sering dikemukakan oleh sekelompok orang yang meyakini kebenaran teori konvergensi dalam proses perkembangan manusia.
Islam, menurut para ulama, menawarkan sebuah semangat dan sikap mental agar setiap muslim selalu berpandangan bahwa kehidupan hari esok harus lebih baik daripada hari ini dengan melalui aktivitas berkarya. Sebagaimana firman Allah dalam QS At-Taubah/9: 105
(Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaan itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang -telah kamu kerjakan”).
Kesadaran untuk berkarya harus berlandaskan semangat tauhid. Sehingga semua aktivitas keseharian setiap muslim harus diniatkan dan diorientasikan sebagai ibadah kepada Allah SWT (dalam rangka mencari keridhaan Allah SWT). Sebaliknya, setiap upaya ibadah kepada Allah harus direalisasi dalam bentuk ‘karya nyata’ yang bernilai positif (amal shalih). Karya, bagi setiap muslim, adalah ibadah dan ibadah merupakan implementasi dari sikap tauhid.
Muhammad Husain Haikal menceriterakan bahwa Umar bin Khattab, ketika mendapati seseorang yang selalu berdoa, dan enggan berkarya, beliau pun segera menghardiknya:
“Janganlah seorang dari kamu duduk dan malas mencari rizki, karena langit tidak pernah akan menghujankan emas dan perak”.
Berkarya – dalam pandangan Umar bin Khattab — merupakan kewajiban dan tanggung jawab setiap muslim, dengan tetap mengindahkan etikanya. Jika kita berkarya dengan cara yang halal dan kita dapatkan sesuatu yanh halal, dan selanjutnya kita manfaatkan hasil karya kita pada semua yang halal pula, maka akan kita peroleh ’barokah’ Allah darinya. Sebaliknya bila berkarya dengan jalan yang tidak halal, lalu kita manfaatkan perolehan kita pada jalan yang tidak halal, maka semuanya akan berbuah ’keburukan’ dari Allah.
Islam memberikan anjuran kepada umatnya untuk berkarya, dengan semangat ’ta’âwun’, saling membantu (berkoalisi) dalam menuju kebaikan dan tak sedikitpun mengizinkan umatnya untuk berkoalisi untuk menuju ’perseteruan’. Intisari (dari) etos pemberdayaan Islam adalah dapat disimpulkan dengan rangkaian kata:
”beribadah dalam bekerja dan bekerja dalam ibadah”.
Karena berkarya bagi setiap muslim merupakan manifestasi keimanan, yang berkaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu beribadah dalam rangka memperoleh ’ridha Allah’. Berkarya bukan sekedar bertujuan memuliakan dirinya, tetapi juga sebagai manifestasi amal shalih (karya produktif), yang karenanya memiliki nilai ibadah yang sangat luhur. Penghargaaan hasil karya dalam lslam kurang lebih setara dengan ’iman’ yang tumbuh di dalam hati, bahkan berkarya dapat menjadi jaminan atas ampunan dosa, bila diniatkan dalam rangka untuk beribadah kepadaNya.
Ustadz Musjtari Siradj (Allâhuyarham) – pernah bercerita, bahwa Rasulullah s.a.w. pernah mengangkat atau memberi jalan keluar dari kemiskinan seseorang dengan memberikan peluang, diberi alatnya, ditumbuhkan etos kerjanya, ditunjukkan caranya yang sangat cerdas dan mendidik. Beliau kisahkan, bahwa pada suatu hari datanglah salah seorang sahabat Anshar yang meminta sesuatu kepada Nabi s.a.w.. Nabi s.a.w. pun bertanya: ”Kenapa engkau sampai meminta-minta seperti ini. Apakah tidak ada sedikit pun yang engkau miliki?” Sahabat Anshar itu pun menjawab: “Saat ini ’Aku’ sekadar memiliki sebuah kantong dan kain terpal. Kantong yang kumiliki kupakai sebagai pakaianku, sementara kain terpalku sebagai alas tidur, di samping kumiliki juga sebuah gelas untuk minum.” Mendengar penuturan sahabatnya, Nabi s.a.w. pun bersabda: “Bawalah kemari semua barang yang kau miliki itu.” Ketika barang-barang itu telah diterima oleh Nabi s.a.w., beliau pun (kemudian) menawarkan kepada para sahabat untuk mau membelinya. Akhirnya barang itu terjual seharga dua dirham. Oleh Nabi s.a.w. uang dua dirham itu pun diberikan kepada sahabatnya, dengan disertai pesan: ”Bawalah pulang uang dua dirham ini. Satu dirham, pakailah untuk membeli makanan bagimu dan keluargamu dan yang satu dirham lainnya gunakan untuk membeli ’kampak”. Setelah itu Nabi s.a.w. memerintahkan sahabatnya itu untuk pergi....dengan kampaknya ....mencari kayu bakar (di perkebunan kurma) dan (kemudian) menjualnya ke pasar, dengan satu pesan tambahan: ”Pergilah, dan setelah 15 hari baru kamu boleh denganku. Dan ternyata, dengan etos kerjanya sebagai seorang muslim ....setelah 15 hari kemudian .... sahabat tersebut datang dengan membawa uang 10 dirham.” Sebuah hasil yang luar biasa bagi seorang pebisnis pemula. Dengan modal 1 kampak (yang berharga satu dirham), dalam waktu 15 hari bisa menghasilkan keuntungan 10 dirham, keuntungan yang bernilai 10 kali lipat dari modal yang dimilikinya. ”1000 persen”! (Lihat: HR Abu Dawud dari Anas bin Malik, dalam kitab Sunan Abi Dawud, Juz II hal. 40, hadis nomor 1643; dan HR Ibnu Majah dari Anas bin Malik, dalam kitab Sunan Ibni Majah, Juz III, hal. 316, hadis nomor: 2198 ).
Penulis, berkaca pada tawaran Islam yang indah itu, baru bisa bergumam: ”Demikian sempurnanya tuntunan Islam. Kenapa kita ...umat Islam hingga saat ini....belum segera bisa bangkit dari keterpurukannya. Semestinya, dengan sejumlah potensi yang diberikan oleh Allah pada diri kita dan kesediaan kita untuk selalu berlatih untuk menjadi yang terbaik, setiap muslim ....dengan etos pemberdayaan yang ditawarkannya.... mampu menampilkan semangat dan motivasi yang prima, menjadi pekerja keras yang selalu memperlihatkan produktivitasnya sebagai ’pelaku perubahan’, dan bahkan (sudah seharusnya pula) mampu membawa diri dan umatnya menjadi komunitas yang lebih bermartabat, di tengah mayoritas umat manusia yang tengah terpuruk dalam lembah kebimbangan.
Diakhir tulisan ini, mari kita melihat hasil karya seorang seniman muda yang mungkin kalau tanpa kreatifitas yang maksimal, hal ini tidak akan menjadi apa-apa. Dengan melalui Videos Posted by Imank Pasha- THE AMAZING.... ini, saya sangat terharu dan penuh rasa kekaguman. Suatu karya yang jika dilakukan oleh orang lain, mungkin belum tentu se indah ini.....Sebelum memulai menyaksikan video, alangkah baiknya terlebih dahulu saudara memberhentikan dulu musik background nya...silakan gulirkan mouse ke layar akhir halaman ini. Okey....?
Selamat menikmati keindahan karya yang mahadahsyat ini.........
Selamat menikmati keindahan karya yang mahadahsyat ini.........
Subhanallah....mudah-mudahanan melalui karya seni ini, akan dapat mengetuk hati bagi siapapun orang yang selalu membuat bumi ini hancur berantakan oleh keangkaramurkaan napsu manusia....juga di kita bumi pertiwi tercinta ini. amin....
Yu.....mari kita mulai dari sekarang, ciptakan karya seni di semua bidang...bagi seorang guru..jadilah guru yang dapat membangkitkan nilai positif pada setiap siswanya, sehingga mutiara-mutiara yang ada pada seorang anak didik kita dapat segera dirasakan keindahannya oleh orang lain, juga profesi lainnya..... Semoga........
Uraian yang jelas dan menyentuh. Saya sependapat, bahwa memang hidup ini harus kreatif. Harus motekar. Sukses besar dapat diraih dengan kreatif. InsyaAllah, aamiin.
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung Bung Jojo Johari, dan juga komentarnya yang dapat membangkitkan saya tuk terus berkarya. semoga berkah. amin......
HapusSalam persahabatan.....