Selasa, 03 Mei 2011

SMKN 6 Bandung....Siap Raih Prestasi dan Junjung Budi Pekerti.....





Jika dunia kami yang dulu kosong
Tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampagelap
Tak bisa apa-apa
Tak bisa kemana-mana

Tapi kini dunia kami penuh Warna
Dengan goresan garis-garis
Juga kata-kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat
Bukan lagi mimpi

Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca

Terimakasih guruku
dari hatiku

untuk semua pejuang pendidikan
" Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa!"







 Tanggal 2 Mei adalah hari Pendidikan Nasional. Hari dimana lahirnya pendidikan di Indonensia. Tanggal 2 Mei dijadikan sebagai hari Pendidikan Nasonal bertepatan dengan hari lahirnya salah satu tokoh pendidkan kita yaitu Ki Hajar Dewantara.
Beliau sangat menentang keras atas berbagai kebijakan para penjajah (Belanda) yang kadang membunuh serta menghambat tumbuh dan berkembangnya pendidikan di Indonesia.

Hari Pendidikan Nasional mempunyai arti penting dalam kancah pendidikan nasional Indonesia. Pendidikan jadi mempunyai arah tujuan yang jelas, yaitu memartabatkan manusia Indonesia di kancah internasional.


Ki Hajar Dewantara

Kita semua telah memahami, bahwa dalam dunia pendidikan itu, manusia sebagai pemeran utamanya, baik sebagai subyek sekaligus sebagai obyek. Keilmuan sebagai medianya, memanusiakan manusia sebagai salah satu tujuannya, dan kemampuan untuk menjawab berbagai persoalan yang sifatnya kekinian maupun antisipasi masa depan (kenantian) sebagai keniscayaannya. Itulah sebabnya mengapa dunia pendidikan itu kompleks, menantang namun sangat mulia. Kompleksitas dan tantangan terus berkembang, seiring dengan perjalanan zaman. Oleh karena itu kita semua harus secara bersama-sama terus-menerus berikhtiar dengan sungguh sungguh untuk menanganinya, demi kemuliaan diri, bangsa, negara dan umat manusia.


 
Di sisi lain, kita juga memahami dan menyadari tentang tantangan global dan internal yang sedang dihadapi, yang mengharuskan kita semua untuk lebih memperkuat jati diri, identitas dan karakter sebagai bangsa Indonesia. Bangsa yang dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa potensi sumberdaya alam dan manusia (bonus demografi) yang luar biasa besarnya. Demikian juga kesempatan yang sangat terbuka untuk menjadi bangsa dan negara yang besar, maju, demokratis dan sejahtera. Oleh karena itu, dengan optimisme yang kuat, kerja keras dan cerdas serta semangat kebersamaan, Insya Allah cita-cita mulia itu bisa kita wujudkan.




Disinilah mengapa pendidikan berbasis karakter dengan segala dimensi dan variasinya menjadi penting dan mutlak. Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya karakter berbasis kemuliaan diri semata, akan tetapi secara bersamaan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa. Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya kesantunan, tetapi secara bersamaan kita bangun karakter yang mampu menumbuhkan kepenasaranan intelektual sebagai modal untuk membangun kreativitas dan daya inovasi.




Karakter yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap Bangsa dan Negara dengan Pancasila, UUD NKRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai pilarnya.

Itulah alasan mengapa tema Hari Pendidikan Nasional Tahun 2011 ini adalah Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa dengan Subtema Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti.

Tema ini mengingatkan kembali kepada kita semua tentang hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita yaitu Ki Hajar Dewantoro yang hari ini kita peringati hari kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional. Pendidikan, kata Ki Hajar Dewantoro adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan jasmani anak didik.




Dengan tema peringatan tersebut, kita tidak ingin peringatan Hari Pendidikan Nasional 2011 hanya sebagai seremoni biasa, tetapi kita ingin wujudkan dalam kegiatan nyata. Insya Allah mulai tahun ajaran
2011/2012, pendidikan berbasis karakter kita jadikan sebagai gerakan nasional, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai dengan Perguruan Tinggi, termasuk didalamnya pendidikan Nonformal dan Informal.

Bersamaan dengan gerakan pendidikan berbasis karakter, sekaligus kita siapkan generasi Indonesia 2045 yaitu pada saat menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka. Dan itu harus kita mulai dengan memberikan perhatian khusus pada Pendidikan Anak Usia Dini. Merekalah, nantinya yang akan melanjutkan pembangunan Bangsa dan Negara Republik Indonesia.



Akhirnya, kami mengucapkan selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional kepada semua pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, penggiat dan pecinta dunia pendidikan di seluruh tanah air. Semoga apa yang kita darma baktikan dalam dunia pendidikan selama ini, termasuk bagian dari amal kebajikan. Majulah dunia pendidikan dan majulah Indonesia.

Kutipan dari "Sambutan Menteri Pendidikan Nasional, Hardiknas 2 Mei 2011"
Pada Upacara Hari Senin 2 Mei 2011 di SMK Negeri 6 Bandung.


Keluarga Besar SMK Negeri 6 Bandung.....Siap Raih Prestasi dan Junjung tinggi Budi Pekerti.
Mengakhiri tulisan ini, saya teringat akan kata bijak berikut ini:

"Prestasi seseorang bisa saja berbeda.....tapi kesempatan untuk meraih prestasi adalah sama, tinggal bagaimana kita dapat memanfaatkan waktu itu dengan baik dalam meraih prestasi setinggi-tingginya"

Semoga..........


Photobucket









Senin, 02 Mei 2011

Keajaiban sebuah kreativitas ........





 
Denting jam dinding bunyi satu kali, ini menandakan bahwa hari sudah larut malam. Tapi entah mengapa, mata ini masih sulit tuk terpejam. Di keheningan malam yang terasa bercampur baur dengan rasa dingin, tiba-tiba teringat akan  Videos Posted by Imank Pasha- THE AMAZING.....kemudian teringat pula akan pemikiran seorang pakar pendidikan dan juga mantan Mentri Pendidikan kita, yaitu Prof. DR. Bambang Sudibyo, ....."karya seni seseorang tidak akan dapat terwujud tanpa adanya kreatifitas"....sungguh inspiratif sekali.... Akhirnya tanpa terasa jari tangan ini mulai menggerakan huruf-huruf pada keyboard computer saya ini, dan jadilah sebuah artikel baru tentang judul tersebut di atas. Selamat menyimak, semoga ada hal-hal yang menjadi inspirasi buat sahabat pengunjung seperti apa yang sudah saya rasakan. Atau apabila sahabat sudah merasakannya....paling tidak dapat mengingatkan kembali akan pentingnya inspirasi ini....eittt....!! ada yang lupa.....jika saudara ingin mendapatkan makna dari isi tulisan ini, saya sarankan untuk membaca dari awal sampai akhir.....okey...? sok der ah...!!




Sikap mental atau cara pandang seseorang atau suatu masyarakat ataupun bangsa dalam menghadapi berbagai persoalan hidup tentu saja sangat beragam. Keragamaan itu, disamping dipengaruhi oleh faktor-faktor ‘bakat’, juga sangat mungkin dipengaruhi oleh faktor ‘ajar’. Ungkapan seperti ini yang sering dikemukakan oleh sekelompok orang yang meyakini kebenaran teori konvergensi dalam proses perkembangan manusia.

Islam, menurut para ulama, menawarkan sebuah semangat dan sikap mental agar setiap muslim selalu berpandangan bahwa kehidupan hari esok harus lebih baik daripada hari ini dengan melalui aktivitas berkarya. Sebagaimana firman Allah dalam QS At-Taubah/9: 105

(Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaan itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang -telah kamu kerjakan”).




Kesadaran untuk berkarya harus berlandaskan semangat tauhid. Sehingga semua aktivitas keseharian setiap muslim harus diniatkan dan diorientasikan sebagai ibadah kepada Allah SWT (dalam rangka mencari keridhaan Allah SWT). Sebaliknya, setiap upaya ibadah kepada Allah harus direalisasi dalam bentuk ‘karya nyata’ yang bernilai positif (amal shalih). Karya, bagi setiap muslim, adalah ibadah dan ibadah merupakan implementasi dari sikap tauhid.

Muhammad Husain Haikal menceriterakan bahwa Umar bin Khattab, ketika mendapati seseorang yang selalu berdoa, dan enggan berkarya, beliau pun segera menghardiknya: 

“Janganlah seorang dari kamu duduk dan malas mencari rizki, karena langit tidak pernah akan menghujankan emas dan perak”. 





Berkarya – dalam pandangan Umar bin Khattab — merupakan kewajiban dan tanggung jawab setiap muslim, dengan tetap mengindahkan etikanya. Jika kita berkarya dengan cara yang halal dan kita dapatkan sesuatu yanh halal, dan selanjutnya kita manfaatkan hasil karya kita pada semua yang halal pula, maka akan kita peroleh ’barokah’ Allah darinya. Sebaliknya bila berkarya dengan jalan yang tidak halal, lalu kita manfaatkan perolehan kita pada jalan yang tidak halal,  maka semuanya akan berbuah ’keburukan’ dari Allah.

Islam memberikan anjuran kepada umatnya untuk berkarya, dengan semangat ’ta’âwun’, saling membantu (berkoalisi) dalam menuju kebaikan dan tak sedikitpun mengizinkan umatnya untuk berkoalisi untuk menuju ’perseteruan’. Intisari (dari) etos pemberdayaan Islam adalah dapat disimpulkan dengan rangkaian kata:

 ”beribadah dalam bekerja dan bekerja dalam ibadah”. 

Karena berkarya bagi setiap muslim merupakan manifestasi keimanan, yang berkaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu beribadah dalam rangka memperoleh ’ridha Allah’. Berkarya bukan sekedar bertujuan memuliakan dirinya, tetapi juga sebagai manifestasi amal shalih (karya produktif), yang karenanya memiliki nilai ibadah yang sangat luhur. Penghargaaan hasil karya dalam lslam kurang lebih setara dengan ’iman’ yang tumbuh di dalam hati, bahkan berkarya dapat menjadi jaminan atas ampunan dosa, bila diniatkan dalam rangka untuk beribadah kepadaNya.


 

Ustadz Musjtari Siradj (Allâhuyarham) – pernah bercerita, bahwa Rasulullah s.a.w. pernah mengangkat atau memberi jalan keluar dari kemiskinan seseorang dengan memberikan peluang, diberi alatnya, ditumbuhkan etos kerjanya, ditunjukkan caranya yang sangat cerdas dan mendidik. Beliau kisahkan, bahwa pada suatu hari datanglah salah seorang sahabat Anshar yang meminta sesuatu kepada Nabi s.a.w.. Nabi s.a.w. pun bertanya: ”Kenapa engkau sampai meminta-minta seperti ini. Apakah tidak ada sedikit pun yang engkau miliki?” Sahabat Anshar itu pun menjawab: “Saat ini ’Aku’ sekadar memiliki  sebuah kantong dan kain terpal. Kantong yang kumiliki kupakai sebagai pakaianku, sementara kain terpalku sebagai alas tidur, di samping kumiliki juga sebuah gelas untuk minum.” Mendengar penuturan sahabatnya, Nabi s.a.w. pun bersabda: “Bawalah kemari semua barang yang kau miliki itu.”  Ketika barang-barang itu telah diterima oleh Nabi s.a.w., beliau pun (kemudian) menawarkan kepada para sahabat untuk mau membelinya. Akhirnya barang itu terjual seharga dua dirham. Oleh Nabi s.a.w. uang dua dirham itu pun diberikan kepada sahabatnya, dengan disertai pesan: ”Bawalah pulang uang dua dirham ini. Satu dirham, pakailah untuk membeli makanan bagimu dan keluargamu dan yang satu dirham lainnya gunakan untuk membeli kampak. Setelah itu Nabi s.a.w. memerintahkan sahabatnya itu untuk pergi....dengan kampaknya ....mencari kayu bakar (di perkebunan kurma) dan  (kemudian) menjualnya ke pasar, dengan satu pesan tambahan:  ”Pergilah, dan setelah 15 hari baru kamu boleh denganku. Dan ternyata, dengan etos kerjanya sebagai seorang muslim ....setelah 15 hari kemudian .... sahabat tersebut datang dengan membawa uang 10 dirham.” Sebuah hasil yang luar biasa bagi seorang pebisnis pemula. Dengan modal 1 kampak (yang berharga satu dirham), dalam waktu 15 hari bisa menghasilkan keuntungan 10 dirham, keuntungan yang bernilai 10 kali lipat dari modal yang dimilikinya. ”1000 persen”! (Lihat: HR Abu Dawud dari Anas bin Malik, dalam kitab Sunan Abi Dawud, Juz II hal. 40, hadis nomor 1643; dan HR Ibnu Majah dari Anas bin Malik, dalam kitab Sunan Ibni Majah, Juz III, hal. 316, hadis nomor: 2198 ).




Penulis, berkaca pada tawaran Islam yang indah itu, baru bisa bergumam: ”Demikian sempurnanya tuntunan Islam. Kenapa kita ...umat Islam hingga saat ini....belum segera bisa bangkit dari keterpurukannya. Semestinya, dengan sejumlah potensi yang diberikan oleh Allah pada diri kita dan kesediaan kita untuk selalu berlatih untuk menjadi yang terbaik, setiap muslim ....dengan etos pemberdayaan yang ditawarkannya.... mampu menampilkan semangat dan motivasi  yang prima, menjadi pekerja keras yang selalu memperlihatkan produktivitasnya sebagai ’pelaku perubahan’, dan bahkan (sudah seharusnya pula) mampu membawa diri dan umatnya menjadi komunitas yang lebih bermartabat, di tengah mayoritas umat manusia yang tengah terpuruk dalam lembah kebimbangan.

Diakhir tulisan ini, mari kita melihat hasil karya seorang seniman muda yang mungkin kalau tanpa kreatifitas yang maksimal, hal ini tidak akan menjadi apa-apa. Dengan melalui Videos Posted by Imank Pasha- THE AMAZING.... ini, saya sangat terharu dan penuh rasa kekaguman. Suatu karya yang jika dilakukan oleh orang lain,  mungkin belum tentu se indah ini.....Sebelum memulai menyaksikan video, alangkah baiknya terlebih dahulu saudara memberhentikan dulu musik background nya...silakan gulirkan mouse  ke layar akhir halaman ini. Okey....?

Selamat menikmati keindahan karya yang mahadahsyat ini.........





Subhanallah....mudah-mudahanan melalui karya seni ini, akan dapat mengetuk hati bagi siapapun orang yang selalu membuat bumi ini hancur berantakan oleh keangkaramurkaan napsu manusia....juga di kita bumi pertiwi tercinta ini. amin....

Yu.....mari kita mulai dari sekarang, ciptakan karya seni di semua bidang...bagi seorang guru..jadilah guru yang dapat membangkitkan nilai positif pada setiap siswanya, sehingga mutiara-mutiara yang ada pada seorang anak didik kita dapat segera dirasakan keindahannya oleh orang lain, juga profesi lainnya.....  Semoga........